Pertama didekati Wawa masih malu-malu, namun beberapa
saat Wawa menjawab pertanyaan dari kami. Saat kami menanyakan anak ke- berapa
dia si Wawa masih sedikit mengerutkan keningnya, kemudian dia menjawab, ” aku
punya kakak satu dan adek satu, sambil meneruskan permainannya bersama dua
orang temannya.
Tiba-tiba bel
tanda masuk berbunyi anak tersebut menyerukan kepada temannya, ” Masuk!” sambil
berlari menuju kelasnya. Pelajaran pertama yang
Wawa terima adalah membaca doa keluar rumah, pada awalnya dia mengikuti
guru yang sedang mengucapkan doa namun waktu ditengah perjalanan Wawa mengajak
bercanda temannya.
Pada pelajaran ke-2 Wawa mendapatkan pelajaran
sholat. Pada pembacaan iqomah, dia sudah menyedekapkan tangannya. Beberapa saat
dia melihat sekelilingnya kemudian dia melepaskan sedekapnya tersebut. Saat ibu
guru berdiri disampingnya dia mengucapkan lafal bacaan sholat dengan kerasnya,
namun saat ibu guru berpindah tempat anak tersebut mengacak bercanda temannya.
Kemudian kembali melafalkan bacaan sholat hingga selesai karena ibu gurunya
duduk disamping kanannya.
Kemudian anak-anak disuruh duduk di meja
masing-masing. Wawa berebut kursi dengan teman laki-lakinya, pada akhirnya Wawa
yang mengalah dan duduk disamping kanan anak laki-laki tersebut. Beberapa saat datang teman laki-laki satu lagi
meminta Wawa pindah tempat duduk. Akhirnya Wawa kembali pindah ke tempat duduk
tepat ditengah para siswa perempuan.
Pelajaran
terakhir sebelum jalan-jalan, anak-anak diminta untuk bertepuk tangan dengan
bermacam-macam tepuk. Wawa mengikuti semua perintah bu guru namun beberapa saat
dia masih mengajak bicara temen yang disebelah kanan maupun yang di sebelah
kirinya. Kemudian anak-anak disuruh turun dan membentuk barisan. Waktu
perpisahan kami sedikit menanyakan kembali siapa namanya dan Wawa menceritakan
kembali para anggota keluarganya. Saat kami melambaikan tangan, Wawa
mengatakan, ” Dha... dha dha..., Mbak!”
2.Teori
Anak usia 3 – 6 tahun merupakan frase perkembangan Early
childhood. Pada usia ini anak biasanya sudah bisa mengembangkan suatu kecerdasan
persepsi (misal seorang anak yang berada di jogja akan mengatakan bahwa gunung
merapi lebih tinggi dari gunung merbabu, namun seorang anak yang berada di
Magelang akan mengatakan bahwa gunung merbabu lebih tinggi dari gunung merapi
{fenomena egosentris}). Selain itu kecerdasan simbol juga akan berkembang pada
usia ini, misalnya bermain pasar-pasaran, jadi dokter-dokteran, dll.
Perubahan yang terjadi pada diri anak tersebut meliputi
perubahan pada aspek berikut:
·fisik (motorik)
·emosi
·kognitif
·psikososial
III.Kesimpulan
Wawa sudah mengalami perubahan
pada aspek motorik karena Wawa sudah dapat berlari berbaris dan menirukan
gerakan sholat, bertepuk tangan dan berebut kursi dengan temannya. Dia juga
sudah dapat menahan rasa marah saat diminta untuk pindah tempat duduk dan dia
takut terhadap orang yang tidak dia kenal, dapat dilihat dia malu-malu saat
ditanya pertama kali. Aspek kognitif dia sudah dapat mengerti gurunya berada di
samping dia agar dia tidak bicara sendiri dengan temannya, juga dapat dilihat
saat dia menjawab semua pertanyaan yang saya tanyakan kepadanya. Psikososialnya
dapat dilihat saat dia bermain dengan temannya sebelum masuk kelas dan dapat
mengucapkan salam selamat tinggal yang paling sederhana, yaitu, ” ” Dha... dha
dha..., Mbak!”
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus. Aenean viverra malesuada libero. Fusce ac quam.
Posting Komentar