Minggu, 27 September 2009
PRO KONTRA ABORSI

Dalam era globalisasi dan westernisasi banyak sekali para kaum muda bahkan para remaja sudah mengenal seks bebas dan tak jarang pula masa depan mereka putus ditengah jalan, yang dikarenakan hamil sebelum nikah. Ada lebih dari 2,5 juta aborsi dilakukan pertahun di Indonesia. Sungguh angka yang memprihatinkan. Janin yang diaborsi belum tentu mereka tumbuh membawa kesialan ada juga yang mungkin akan menjadi putra bangsa yang mewakili Indonesia diajang dunia. Mungkin pula ada yang menjadi artis, dan orang-orang yang berguna.
Lawan pendukung aborsi mungkin menemukan posisi mereka bertumbuh secara popularitas. Berdasarkan New York Times dan poling CBS yang diambil pada November, 34 persen dari mereka yang disurvei ingin tetap menjaga aborsi dapat terus dilakukan, Itulah besarannya sekarang. 44 persen ingin pembatasan yang ketat dan 21 persen ingin untuk melarang pelaksanaan aborsi.
Beberapa informasi terbaru yang berhubungan dengan aborsi adalah MUI mengharamkan aborsi, kecuali beberapa alasan tertentu. Misalnya, keberadaan janin membahayakan nyawa sang ibu, janin dideteksi mengalami cacat yang tidak bisa disembuhkan, dan janin hasil perkosaan. Namun, syaratnya aborsi dilakukan sebelum janin berumur 40 hari. IDI: aborsi hanya dapat dilakukan oleh alasan medis. Barack Obama adalah pendukung aborsi, dan salah satu kebijakan pertamanya adalah mengubah keputusan George Bush sebelumnya yang tidak memberikan dana pada organisasi pendukung aborsi.
Debat aborsi selalu berakhir pada satu pertanyaan: apakah janin dapat dikategorikan sebagai manusia? Seseorang tidak dapat meyatakan dengan pasti, tetapi kelompok pendukung kehidupan menitik-beratkan kerugian aborsi pada kasus-kasus kelainan sosial yang ditimbulkannya. Sedangkan kelompok pendukung aborsi menyatakan bahwa apa yang diinginkan kelompok pendukung kehidupan adalah memberikan hukuman terhadap seorang wanita atas hubungan intim yang dilakukannya atau untuk mendapatkan cuti melahirkan bagi para wanita.
            Bagaimanapun, jawaban “ya” atau “tidak” tidaklah menjadi soal, yang menjadi masalah adalah persoalan hidup dan mati. Dalam keputusan dari kasus sidang pengadilan antara Nona Roe yang diketahui menggugurkan kandungannya melawan Jaksa Penuntut Wade, Hakim Harry Blackmun menulis, “jika kita setuju untuk menyatakan janin yang masih dalam kandungan adalah seorang manusia, maka hak menggugurkan kandungan akan hancur dan si janin memiliki jaminan hak untuk hidup.”  Tetapi, itulah masalahnya.  Kemanusiaan si janin masih terus diperdebatkan.
Kelompok pendukung aborsi menyatakan bahwa janin adalah manusia dan mahluk hidup, tetapi ia belum menjadi bagian dari kita – belum benar-benar seorang manusia.  Masalah ini memang sukar untuk dibuktikan baik secara logika maupun ilmiah dan dapat menyeret kita pada pola hak hidup mahluk lainnya, karena kita bisa mengatakan bahwa mereka bukan bagian dari kita.  Marilah kita lihat beberapa alasan yang dilontarkan untuk menyatakan bahwa janin itu bukan seorang manusia.
            Banyak sekali orang-orang pendukung aborsi mengatakan alasan-alasan yang semestinya mereka tau bahwa alasan tersebut tidak masuk akal. Diantaranya alasan-alasan tersebut adalah janin bukan manusia karena ukurannya begitu kecil. Janin bukan manusia karena saya tidak menginginkannya, janin bukan manusia karena belum memiliki rupa manusia, janin bukan manusia karena akan lahir cacat, janin bukan manusia karena nantinya dia akan mengalami siksaan, janin bukan manusia karena belum dapat merasakan apa-apa, janin bukan manusia karena belum memiliki jiwa, janin bukan manusia karena hidup didalam tubuh ibunya.
            Abad ini telah mengajarkan pada kita, dalam banyak pelajaran berharga, bahwa adalah berbahaya untuk mempersepsikan janin sebagai bukan manusia.  Merendahkan martabat janin, mencari-cari alasan yang tepat untuk aborsi, mengganti istilah aborsi demi untuk melakukannya, membuang bayi dalam kandungan, sepertinya sudah menjalar keluar dari cincin-cincin kebijaksanaan. Saat seorang wanita setuju untuk mengatakan bahwa bayi yang dikandungnya bukanlah seorang manusia sebagai alasan ia dapat diterima di lingkungan masyarakatnya, maka banyak hal yang dipertaruhkannya. Sebaiknya kita bersama-sama memeriksa keberadaan kita, perasaan kita, keinginan kita – kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

posted by psig0Ld @ 06.51  
2 Comments:

Posting Komentar

<< Home
 
 
About Me
Foto Saya
Nama:
Lokasi: sappen, jogja, Indonesia

i'm a student in UIN sukakalijaga

Archives
Archives
Sidebar Section
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus. Aenean viverra malesuada libero. Fusce ac quam.
Links
Free Blogger Templates